PBB Jadwalkan Pertemuan Darurat Dewan Keamanan Senin Buntut Serangan Darat Israel ke Gaza
Dewan Keamanan PBB pada Minggu (29/10/2023) memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat mengenai serangan darat Israel di Gaza, yang dijadwalkan pada Senin sore (30/10/2023) atas permintaan Uni Emirat Arab.
Uni Emirat Arab Uni Emirat Arab pada Sabtu (28/10/2023) mengajukan permintaan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Jalur Gaza terkait invasi darat Israel ke Gaza. Permintaan tersebut disampaikan Juru Bicara Misi UEA untuk PBB, Shahad Matar, demikian lapor Anadolu, Minggu (29/10/2023).
“Uni Emirat Arab telah mengajukan permintaan agar pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB segera diadakan karena pernyataan Israel bahwa mereka ‘memperluas pendudukan tanahnya’ di Gaza,” ujarnya. Uni Emirat Arab merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2022-2023.
Kementerian Luar Negeri UEA pada hari Sabtu mengutuk pendudukan Israel di Gaza dan menyatakan “keprihatinan mendalam atas eskalasi militer Israel.”
Pernyataan tersebut menegaskan kembali permintaan UEA untuk “gencatan senjata segera untuk melindungi warga sipil dan institusi sipil.”
Gaza terus-menerus mengalami serangan udara Israel sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober. Otoritas Palestina melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa, serangan mendadak secara simultan yang melibatkan tembakan roket dan penetrasi Israel melalui darat, laut, dan udara.
Israel membalasnya dengan serangan udara besar-besaran dan terus-menerus, yang meningkat pada Jumat malam, serta provokasi di tengah pemadaman jaringan komunikasi dan internet. Setidaknya 7.703 warga Palestina, termasuk 3.595 anak-anak, tewas dalam serangan Israel, sedangkan korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi kekurangan makanan, air dan obat-obatan akibat blokade perbatasan Israel. Hanya beberapa truk penuh orang yang memasuki Gaza sejak penyeberangan Rafah di Mesir dibuka akhir pekan lalu.
Dewan Keamanan PBB pada Minggu (29/10/2023) memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat mengenai serangan darat Israel di Gaza, yang dijadwalkan pada Senin sore (30/10/2023) atas permintaan Uni Emirat Arab.
Uni Emirat Arab Uni Emirat Arab pada Sabtu (28/10/2023) mengajukan permintaan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Jalur Gaza terkait invasi darat Israel ke Gaza. Permintaan tersebut disampaikan Juru Bicara Misi UEA untuk PBB, Shahad Matar, demikian lapor Anadolu, Minggu (29/10/2023).
“Uni Emirat Arab telah mengajukan permintaan agar pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB segera diadakan karena pernyataan Israel bahwa mereka ‘memperluas pendudukan tanahnya’ di Gaza,” ujarnya. Uni Emirat Arab merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2022-2023.
Kementerian Luar Negeri UEA pada hari Sabtu mengutuk pendudukan Israel di Gaza dan menyatakan “keprihatinan mendalam atas eskalasi militer Israel.”
Pernyataan tersebut menegaskan kembali permintaan UEA untuk “gencatan senjata segera untuk melindungi warga sipil dan institusi sipil.”
Gaza terus-menerus mengalami serangan udara Israel sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober. Otoritas Palestina melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa, serangan mendadak secara simultan yang melibatkan tembakan roket dan penetrasi Israel melalui darat, laut, dan udara.
Israel membalasnya dengan serangan udara besar-besaran dan terus-menerus, yang meningkat pada Jumat malam, serta provokasi di tengah pemadaman jaringan komunikasi dan internet. Setidaknya 7.703 warga Palestina, termasuk 3.595 anak-anak, tewas dalam serangan Israel, sedangkan korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi kekurangan makanan, air dan obat-obatan akibat blokade perbatasan Israel. Hanya beberapa truk penuh orang yang memasuki Gaza sejak penyeberangan Rafah di Mesir dibuka akhir pekan lalu.
No comments: