Pria Asal Medan yang Tertipu Pekerjaan di Kamboja hingga Tak Makan
Sebuah video berdurasi 58 menit yang memperlihatkan dua pria yang mengaku terjebak dalam pekerjaan ilegal di Kamboja menjadi viral di media sosial. Salah satunya warga Kota Medan. Dalam keterangannya di video, salah satu pria tersebut sudah berhari-hari tidak makan. Mereka pun meminta bantuan Wali Kota Medan Bobby Nasution. "Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh. Kepada Bang Gray, pemerintah Indonesia dan Wali Kota Medan, Pak Bobby Nasution, tolong selamatkan kami pak," kata salah satu pria dalam video tersebut. Dalam video tersebut, kedua pria tersebut mengaku ditipu untuk bekerja secara ilegal di Kamboja. Mereka juga meminta maaf kepada perusahaan, namun mereka harus membayar. “Kami ditipu dengan kegiatan ilegal di perusahaan kami, kami bersama-sama dengan perusahaan kami, namun kami didenda dan diperintahkan membayar Rp 25 juta,” lanjutnya.
Mereka juga menyebut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tidak menanggapi pengaduan tersebut. Mereka akan membayar denda dalam waktu tujuh hari.
“KBRI tidak merespon, kami terpaksa membayar denda. Kami punya waktu 7 hari untuk mendapatkan uang Rp 25 juta untuk membayar denda,” lanjutnya. Kedua pria itu pun mengaku sudah empat hari tidak makan. Mereka meminta bantuan pemerintah dan Bobby Nasution untuk menyelamatkan mereka. "Kami tidak tahu bagaimana caranya pak, sudah 4 hari kami belum makan, kami lapar pak, kami mau pulang pak, bantu kami pak, bantu kami Bang Grey, pemerintah. Bahasa Indonesia , bantu kami, Pak Bobby,” katanya.
Kepala Dinas Pelayanan Kota Medan Ilyan Chandra Simbolon mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Ia juga akan meninjau Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Ketenagakerjaan.
“Nanti kita coba cek BP2MI,” kata Ilyan. Informasi mengenai dua pria yang ditipu untuk bekerja ilegal di Kamboja telah sampai ke Pusat Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Sumatera Utara (Sumut). BP3MI Sumut menghubungi perwakilan Indonesia dan Kamboja terkait masalah ini. “Iya kami juga sudah menghubungi pihak KBRI, dan mungkin mereka sudah menyampaikan permintaan maaf kepada kedua anak tersebut,” kata Kepala BP3MI Sumut Harold saat ditemui, Selasa (14/11).
Harold mengatakan kedua pria tersebut sudah lama tidak berada di Kamboja. Diduga mereka melakukan perjalanan ke Kamboja secara ilegal. “Baru-baru ini katanya informasinya, tapi saya tidak menanyakan secara spesifik, kami menunggu data lengkapnya, baru tadi malam kami menghubungi KBRI di sana. “Tidak lama, tapi yang jelas sepertinya ilegal. Dan belum diketahui di kantor mana, karena KBRI masih menerima informasi awal. Nanti kalau ada informasi lebih lanjut yang diharapkan dari delegasi Indonesia, nanti akan kami sampaikan, ujarnya.
Setelah mendapat informasi lebih lanjut, Harold membenarkan bahwa salah satu pria dalam video viral tersebut merupakan warga Medan, Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan satu lagi berasal dari Jawa Tengah (Jateng).
“Satu Medan, satu Jawa Tengah, tapi saya jamin kami masih menunggu kabar dari KBRI. Tapi pesannya sama untuk Sumut, sama untuk Jawa Tengah, ujarnya saat diwawancara, Kamis (16/11).
Harold mengaku belum mendapatkan alamat lengkap dan informasi identitas kedua pria tersebut. Mereka mengaku sudah meminta kedua data tersebut namun KBRI belum memberikannya.
“Iya kami belum terima informasinya, kami sudah minta data alamat lengkapnya ke KBRI. “Namanya (kwitansi) belum kita terima, datanya belum cukup, itu yang kita minta, tapi belum diberikan,” tutupnya.
Sebuah video berdurasi 58 menit yang memperlihatkan dua pria yang mengaku terjebak dalam pekerjaan ilegal di Kamboja menjadi viral di media sosial. Salah satunya warga Kota Medan. Dalam keterangannya di video, salah satu pria tersebut sudah berhari-hari tidak makan. Mereka pun meminta bantuan Wali Kota Medan Bobby Nasution. "Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh. Kepada Bang Gray, pemerintah Indonesia dan Wali Kota Medan, Pak Bobby Nasution, tolong selamatkan kami pak," kata salah satu pria dalam video tersebut. Dalam video tersebut, kedua pria tersebut mengaku ditipu untuk bekerja secara ilegal di Kamboja. Mereka juga meminta maaf kepada perusahaan, namun mereka harus membayar. “Kami ditipu dengan kegiatan ilegal di perusahaan kami, kami bersama-sama dengan perusahaan kami, namun kami didenda dan diperintahkan membayar Rp 25 juta,” lanjutnya.
Mereka juga menyebut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tidak menanggapi pengaduan tersebut. Mereka akan membayar denda dalam waktu tujuh hari.
“KBRI tidak merespon, kami terpaksa membayar denda. Kami punya waktu 7 hari untuk mendapatkan uang Rp 25 juta untuk membayar denda,” lanjutnya. Kedua pria itu pun mengaku sudah empat hari tidak makan. Mereka meminta bantuan pemerintah dan Bobby Nasution untuk menyelamatkan mereka. "Kami tidak tahu bagaimana caranya pak, sudah 4 hari kami belum makan, kami lapar pak, kami mau pulang pak, bantu kami pak, bantu kami Bang Grey, pemerintah. Bahasa Indonesia , bantu kami, Pak Bobby,” katanya.
Kepala Dinas Pelayanan Kota Medan Ilyan Chandra Simbolon mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Ia juga akan meninjau Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Ketenagakerjaan.
“Nanti kita coba cek BP2MI,” kata Ilyan. Informasi mengenai dua pria yang ditipu untuk bekerja ilegal di Kamboja telah sampai ke Pusat Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Sumatera Utara (Sumut). BP3MI Sumut menghubungi perwakilan Indonesia dan Kamboja terkait masalah ini. “Iya kami juga sudah menghubungi pihak KBRI, dan mungkin mereka sudah menyampaikan permintaan maaf kepada kedua anak tersebut,” kata Kepala BP3MI Sumut Harold saat ditemui, Selasa (14/11).
Harold mengatakan kedua pria tersebut sudah lama tidak berada di Kamboja. Diduga mereka melakukan perjalanan ke Kamboja secara ilegal. “Baru-baru ini katanya informasinya, tapi saya tidak menanyakan secara spesifik, kami menunggu data lengkapnya, baru tadi malam kami menghubungi KBRI di sana. “Tidak lama, tapi yang jelas sepertinya ilegal. Dan belum diketahui di kantor mana, karena KBRI masih menerima informasi awal. Nanti kalau ada informasi lebih lanjut yang diharapkan dari delegasi Indonesia, nanti akan kami sampaikan, ujarnya.
Setelah mendapat informasi lebih lanjut, Harold membenarkan bahwa salah satu pria dalam video viral tersebut merupakan warga Medan, Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan satu lagi berasal dari Jawa Tengah (Jateng).
“Satu Medan, satu Jawa Tengah, tapi saya jamin kami masih menunggu kabar dari KBRI. Tapi pesannya sama untuk Sumut, sama untuk Jawa Tengah, ujarnya saat diwawancara, Kamis (16/11).
Harold mengaku belum mendapatkan alamat lengkap dan informasi identitas kedua pria tersebut. Mereka mengaku sudah meminta kedua data tersebut namun KBRI belum memberikannya.
“Iya kami belum terima informasinya, kami sudah minta data alamat lengkapnya ke KBRI. “Namanya (kwitansi) belum kita terima, datanya belum cukup, itu yang kita minta, tapi belum diberikan,” tutupnya.
No comments: