Sederet Fakta Ketua PDIP Deli Serdang yang Memilih Mundur Jelang Pilpres 2024
Ketua DPC PDIP Deli Serdang Eko Soopianto mengundurkan diri dari jabatannya. Tak hanya mundur sebagai presiden, Eko juga mundur dari kader PDIP jelang Pilpres 2024. Keputusan mundurnya Eko yang juga Ketua Umum DPP Pujakesuma karena memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024. Berikut sederet fakta pengunduran diri Eko. 7 Fakta Mundurnya Presiden PDIP Deli Serdang
1. Dipanggil mundur karena dukungan Prabowo-Gibran
Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya membenarkan Eko mundur karena mendukung Prabowo-Gibran. Kita tahu, Eko mengundurkan diri pekan lalu.
“Iya karena Pujakesuma dukung Prabowo, tanggal pastinya saya belum tahu, tapi minggu lalu,” kata Aswan Jaya, Senin (20/11/2023). Sebelum menyerahkan surat pengunduran dirinya, DPD PDIP Sumut menelepon Eko pada Sabtu (11/11). Sudut ini tentang berbagai dukungan Eko di Pilpres 2024. “Karena pada Sabtu pekan lalu kami meminta penjelasan,” jelasnya.
2. Eko juga tersingkir dari PDIP
Aswan juga mengatakan, saat ditelepon, Eko diminta mundur sebagai Ketua DPC PDIP Deli Serdang. Namun Eko memilih mundur sebagai Ketua Umum dan Dirut PDIP. “Kami memintanya mundur sebagai ketua partai dan menyatakan akan mundur juga sebagai kader partai,” ujarnya.
Hingga saat ini, jabatan Ketua DPC PDIP Deli Serdang masih kosong pasca lengsernya Eko. Jabatan ini akan diisi oleh Pj DPD PDIP Sumut.
“Sampai saat ini saya belum tahu kalau di situ belum ada pembahasan, biasanya Pltnya salah satu pengurus DPD,” tutupnya. 3. PDIP Sumut takut pada Eko
Aswan menilai Eko, seperti halnya Presiden Pujakesuma, mendukung Prabowo dan Gibran karena berada di bawah tekanan. \"Jadi yang mau kami sampaikan dia adalah Ketua PDI Perjuangan Cabang Deli Serdang, ya tentu saja keputusannya menjadi Ketua Pujakesuma atau Ketua Pujakesuma. Tapi karena itu dialah yang menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan Cabang Deli Serdang. presiden Pujakesuma.Pujakesuma adalah ketua partai dan kita juga tahu bahwa Ganjar Pranowo adalah salah satu pengurus (keamanan) Pujakesuma, sehingga keputusan Pujakesuma didukung oleh salah satu partai lain yang ikut pemilu presiden, tentunya kita lihat itu saja tidak cukup,” kata Aswan. Jaya, Senin (20/11/2023). Aswan Jaya menilai Eko mendapat tekanan dan keluar dari PDIP demi mendukung Prabowo-Gibran. Selain itu, Pujakesuma disebut-sebut banyak memberikan dukungan kepada Ganjar. “Saya yakin dia mendapat tekanan dari orang-orang yang sangat berpengaruh, karena dia mendukung Ganjar dan Pujakesuma juga banyak menjalin kontak, pers mendukung Ganjar, bukan dia,” ujarnya.
4. PDIP menyebut Eko terpaksa menjadi perpecahan rakyat
Aswan sangat yakin dukungan terhadap Prabowo-Gibran ditunjukkan oleh petinggi. Mereka menilai keputusan Pujakesuma bukan bersifat pribadi. Oleh karena itu, kami menilai dukungan salah satu calon karena adanya tekanan dari orang-orang yang menduduki jabatan tinggi, sehingga pengambilan keputusannya sendiri tidak independen melainkan bebas, ujarnya.
Namun Aswan memandang Eko sebagai kader PDIP. Karena mereka menyerahkan diri kepada mereka yang menduduki jabatan.
“Tapi ya, sebagai seorang kader, apalagi sebagai pimpinan partai yang berada di bawah atasan, maka tentu saja kader juga tidak ada nilainya,” tutupnya. 5. Eko pulang karena lelah
Eko buka suara soal keputusannya mundur sebagai Ketua DPC PDIP Deli Serdang. Eko mengaku mengundurkan diri dan keluar dari PDIP karena lelah.
Eko menyatakan akan mengundurkan diri pada 13 November 2023. Pasalnya, ia mengikuti banyak organisasi.
"Tanggal 13, alasan yang pertama adalah karena aku berencana banyak waktu untuk melakukan sesuatu, aku capek, makanya," kata Eko Soopianto, Senin (20/11/2023). 6. Pujakesuma tidak mendukung Ganjar
Eko mengatakan, Pujakesuma awalnya mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Namun, sampai saat itu Pujakesuma belum mendukung Ganjar.
“Kami kali ini tidak mendukung (Ganjar) lho, Mas Ganjar itu bagian dari Pujakesuma, Pujakesuma itu organisasi yang berisi berbagai kelompok politik (kader), jadi kami tidak mendeklarasikan dukungan,” ujarnya. - dia menyatakan. Sebab, Pujakesuma masih menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) dan sudah mengeluarkan surat dukungan kepada masing-masing calon. Pujakesuma, kata Eko, baru akan menggelar rapat pengabdian nasional dalam waktu dekat. \" Karena kalau mau dukung harus ada surat dari DPP dan tentunya dibarengi dengan rapat kerja nasional, baru kita rapat kerja nasional yang pertama, saya tetap "Kita akan Pergi dengan dia. mengadakan rapat dinas nasional di Jakarta atau Medan, tapi yang jelas kita rapat dinas nasional,” ujarnya.
7. Pujakesuma juga tidak mendukung Prabowo-Gibran
Bukan berarti karena tidak mendukung Ganjar, kata Eko, Pujakesuma menyatakan dukungannya terhadap duet Prabowo-Gibran. Ia mengatakan, hingga saat ini Pujakesuma belum mempunyai jabatan politik.
Menurut Eko, jika Pujakesuma mendukung Prabowo-Gibran, maka ia akan mendampingi Gibran saat berkunjung ke Medan. “Bukan (mendukung Prabowo-Gibran), kalau begitu, saya pasti sudah dekat Gibran tadi malam saat dia datang (ke Medan),” ujarnya.
Eko menolak mendukung Prabowo-Gibran karena takut dengan ekstremis. Menurutnya, tidak ada yang berani menekan Presiden Jenderal Pujakesuma.
“Oh, tidak ada tekanan, siapa yang mencoba memaksaku? "Saya presiden secara umum, siapapun boleh pecat kan? Karena kita berhak atas hasil kalau kita menamakan diri Mubes," tutupnya.
Ketua DPC PDIP Deli Serdang Eko Soopianto mengundurkan diri dari jabatannya. Tak hanya mundur sebagai presiden, Eko juga mundur dari kader PDIP jelang Pilpres 2024. Keputusan mundurnya Eko yang juga Ketua Umum DPP Pujakesuma karena memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024. Berikut sederet fakta pengunduran diri Eko. 7 Fakta Mundurnya Presiden PDIP Deli Serdang
1. Dipanggil mundur karena dukungan Prabowo-Gibran
Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya membenarkan Eko mundur karena mendukung Prabowo-Gibran. Kita tahu, Eko mengundurkan diri pekan lalu.
“Iya karena Pujakesuma dukung Prabowo, tanggal pastinya saya belum tahu, tapi minggu lalu,” kata Aswan Jaya, Senin (20/11/2023). Sebelum menyerahkan surat pengunduran dirinya, DPD PDIP Sumut menelepon Eko pada Sabtu (11/11). Sudut ini tentang berbagai dukungan Eko di Pilpres 2024. “Karena pada Sabtu pekan lalu kami meminta penjelasan,” jelasnya.
2. Eko juga tersingkir dari PDIP
Aswan juga mengatakan, saat ditelepon, Eko diminta mundur sebagai Ketua DPC PDIP Deli Serdang. Namun Eko memilih mundur sebagai Ketua Umum dan Dirut PDIP. “Kami memintanya mundur sebagai ketua partai dan menyatakan akan mundur juga sebagai kader partai,” ujarnya.
Hingga saat ini, jabatan Ketua DPC PDIP Deli Serdang masih kosong pasca lengsernya Eko. Jabatan ini akan diisi oleh Pj DPD PDIP Sumut.
“Sampai saat ini saya belum tahu kalau di situ belum ada pembahasan, biasanya Pltnya salah satu pengurus DPD,” tutupnya. 3. PDIP Sumut takut pada Eko
Aswan menilai Eko, seperti halnya Presiden Pujakesuma, mendukung Prabowo dan Gibran karena berada di bawah tekanan. \"Jadi yang mau kami sampaikan dia adalah Ketua PDI Perjuangan Cabang Deli Serdang, ya tentu saja keputusannya menjadi Ketua Pujakesuma atau Ketua Pujakesuma. Tapi karena itu dialah yang menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan Cabang Deli Serdang. presiden Pujakesuma.Pujakesuma adalah ketua partai dan kita juga tahu bahwa Ganjar Pranowo adalah salah satu pengurus (keamanan) Pujakesuma, sehingga keputusan Pujakesuma didukung oleh salah satu partai lain yang ikut pemilu presiden, tentunya kita lihat itu saja tidak cukup,” kata Aswan. Jaya, Senin (20/11/2023). Aswan Jaya menilai Eko mendapat tekanan dan keluar dari PDIP demi mendukung Prabowo-Gibran. Selain itu, Pujakesuma disebut-sebut banyak memberikan dukungan kepada Ganjar. “Saya yakin dia mendapat tekanan dari orang-orang yang sangat berpengaruh, karena dia mendukung Ganjar dan Pujakesuma juga banyak menjalin kontak, pers mendukung Ganjar, bukan dia,” ujarnya.
4. PDIP menyebut Eko terpaksa menjadi perpecahan rakyat
Aswan sangat yakin dukungan terhadap Prabowo-Gibran ditunjukkan oleh petinggi. Mereka menilai keputusan Pujakesuma bukan bersifat pribadi. Oleh karena itu, kami menilai dukungan salah satu calon karena adanya tekanan dari orang-orang yang menduduki jabatan tinggi, sehingga pengambilan keputusannya sendiri tidak independen melainkan bebas, ujarnya.
Namun Aswan memandang Eko sebagai kader PDIP. Karena mereka menyerahkan diri kepada mereka yang menduduki jabatan.
“Tapi ya, sebagai seorang kader, apalagi sebagai pimpinan partai yang berada di bawah atasan, maka tentu saja kader juga tidak ada nilainya,” tutupnya. 5. Eko pulang karena lelah
Eko buka suara soal keputusannya mundur sebagai Ketua DPC PDIP Deli Serdang. Eko mengaku mengundurkan diri dan keluar dari PDIP karena lelah.
Eko menyatakan akan mengundurkan diri pada 13 November 2023. Pasalnya, ia mengikuti banyak organisasi.
"Tanggal 13, alasan yang pertama adalah karena aku berencana banyak waktu untuk melakukan sesuatu, aku capek, makanya," kata Eko Soopianto, Senin (20/11/2023). 6. Pujakesuma tidak mendukung Ganjar
Eko mengatakan, Pujakesuma awalnya mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Namun, sampai saat itu Pujakesuma belum mendukung Ganjar.
“Kami kali ini tidak mendukung (Ganjar) lho, Mas Ganjar itu bagian dari Pujakesuma, Pujakesuma itu organisasi yang berisi berbagai kelompok politik (kader), jadi kami tidak mendeklarasikan dukungan,” ujarnya. - dia menyatakan. Sebab, Pujakesuma masih menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) dan sudah mengeluarkan surat dukungan kepada masing-masing calon. Pujakesuma, kata Eko, baru akan menggelar rapat pengabdian nasional dalam waktu dekat. \" Karena kalau mau dukung harus ada surat dari DPP dan tentunya dibarengi dengan rapat kerja nasional, baru kita rapat kerja nasional yang pertama, saya tetap "Kita akan Pergi dengan dia. mengadakan rapat dinas nasional di Jakarta atau Medan, tapi yang jelas kita rapat dinas nasional,” ujarnya.
7. Pujakesuma juga tidak mendukung Prabowo-Gibran
Bukan berarti karena tidak mendukung Ganjar, kata Eko, Pujakesuma menyatakan dukungannya terhadap duet Prabowo-Gibran. Ia mengatakan, hingga saat ini Pujakesuma belum mempunyai jabatan politik.
Menurut Eko, jika Pujakesuma mendukung Prabowo-Gibran, maka ia akan mendampingi Gibran saat berkunjung ke Medan. “Bukan (mendukung Prabowo-Gibran), kalau begitu, saya pasti sudah dekat Gibran tadi malam saat dia datang (ke Medan),” ujarnya.
Eko menolak mendukung Prabowo-Gibran karena takut dengan ekstremis. Menurutnya, tidak ada yang berani menekan Presiden Jenderal Pujakesuma.
“Oh, tidak ada tekanan, siapa yang mencoba memaksaku? "Saya presiden secara umum, siapapun boleh pecat kan? Karena kita berhak atas hasil kalau kita menamakan diri Mubes," tutupnya.
No comments: