Ads Top

Sejarah Kota Batam yang Dihuni Suku Melayu Sejak 231 Masehi


Batam merupakan kota yang memiliki lokasi yang sangat baik karena terletak pada jalur pelayaran internasional dan terletak di perbatasan Malaysia dan Singapura. Kota Batam merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Menurut situs resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Batam, Pulau Batam merupakan salah satu dari 329 pulau yang berada di antara Selat Malaka dan Singapura yang merupakan provinsi Batam. Beberapa pulau tersebut adalah Pulau Rempang, Pulau Batam, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya. Batam merupakan kota yang perekonomiannya bertumpu pada sektor perdagangan, pariwisata, industri dan perjalanan wisata. Datang dan lihat lebih dekat Kota Batam! 

 

Sejarah Kota Batam 

Awalnya Pulau Batam bernama Pulau Batang berdasarkan peta navigasi VOC tahun 1675 yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden Belanda. Pulau Batam pertama kali dihuni oleh orang Melayu sejak tahun 231 Masehi.

 

Pulau ini juga menjadi medan pertempuran perang melawan kolonialisme dan pusat sumber minyak di Pulau Sambu. Kerajaan Melayu Singapura, Kerajaan Melayu Melaka, Kerajaan Melayu (Johor, Riau, Lingga, Pahang dan seluruh wilayah taklukannya) dan Kerajaan Riau-Lingga dulu menguasai Kepulauan Riau dan wilayah sekitarnya, termasuk Kepulauan Batam. .

 

Pada tahun 1973, melalui Keputusan Presiden Nomor 41, Pulau Batam ditetapkan sebagai kawasan industri. Status Wilayah Batam ditingkatkan menjadi Kotamadya Batam pada tahun 1983 melalui Keputusan Pemerintah Nomor 34 yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pemerintahan dan pemerintahan daerah serta mendukung pengembangan Badan Otorita Batam (BP Batam).

 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, status Kota Administratif Batam diubah menjadi daerah otonom. Pemerintah Kota Batam mengelola proyek-proyek pemerintahan dan pembangunan dan juga mencakup Badan Otorita Batam (BP Batam).

 

Asal Nama Kota Batam 

Legenda mengatakan bahwa Pulau Batam berasal dari Pulau Batang karena hampir semua pantai yang menghadap ke Laut Cina Selatan memiliki berbagai jenis pohon yang sering dikunjungi oleh para pelaut. . Menurut versi lain, nama Batam berasal dari kata “batang” yang berarti “jembatan” atau “jalan penghubung antara Pulau Bintang (Bintan), Bulang (bulan), Lingga dan pulau-pulau lainnya ke Temasik (Singapura) dan Johor. .

 

Ada versi lain yang menyebutkan bahwa nama Batam diambil dari nama asli kota tersebut, “Batuampar”, yang kemudian diubah menjadi “Batam”. 

 

Geografi dan Populasi 

Kota Batam mempunyai luas wilayah 1.575 km2 dan luas daratan 715 km2. Negara ini memiliki iklim hangat dengan suhu rata-rata berkisar antara 26 hingga 34 derajat Celcius.

 

Di sebelah utara Kota Batam berbatasan dengan Singapura dan di sebelah selatan dengan Kabupaten Lingga. Kemudian di sebelah barat berbatasan dengan Karimunjawa dan di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan dan Tanjungpinang.

 

Iklim di Kota Batam juga mengalami perubahan, artinya jika ada taman hanya tanaman yang tidak mengikuti musim saja yang bisa tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 jumlah penduduk Kota Batam mencapai 1.193.088 jiwa. Masyarakat Kota Batam sebagian besar menganut agama Islam sebesar 71 persen dan sisanya beragama Kristen Protestan, Katolik, Budha, Konghucu, dan Hindu. Suku Melayu merupakan suku pertama Kota Batam dan suku terbesar yang tinggal di kota ini. Ada juga suku Jawa, Batak, Minangkabau, Tionghoa, Bugis, Madura dan lain-lain.


Batam merupakan kota yang memiliki lokasi yang sangat baik karena terletak pada jalur pelayaran internasional dan terletak di perbatasan Malaysia dan Singapura. Kota Batam merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Menurut situs resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Batam, Pulau Batam merupakan salah satu dari 329 pulau yang berada di antara Selat Malaka dan Singapura yang merupakan provinsi Batam. Beberapa pulau tersebut adalah Pulau Rempang, Pulau Batam, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya. Batam merupakan kota yang perekonomiannya bertumpu pada sektor perdagangan, pariwisata, industri dan perjalanan wisata. Datang dan lihat lebih dekat Kota Batam! 

 

Sejarah Kota Batam 

Awalnya Pulau Batam bernama Pulau Batang berdasarkan peta navigasi VOC tahun 1675 yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden Belanda. Pulau Batam pertama kali dihuni oleh orang Melayu sejak tahun 231 Masehi.

 

Pulau ini juga menjadi medan pertempuran perang melawan kolonialisme dan pusat sumber minyak di Pulau Sambu. Kerajaan Melayu Singapura, Kerajaan Melayu Melaka, Kerajaan Melayu (Johor, Riau, Lingga, Pahang dan seluruh wilayah taklukannya) dan Kerajaan Riau-Lingga dulu menguasai Kepulauan Riau dan wilayah sekitarnya, termasuk Kepulauan Batam. .

 

Pada tahun 1973, melalui Keputusan Presiden Nomor 41, Pulau Batam ditetapkan sebagai kawasan industri. Status Wilayah Batam ditingkatkan menjadi Kotamadya Batam pada tahun 1983 melalui Keputusan Pemerintah Nomor 34 yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pemerintahan dan pemerintahan daerah serta mendukung pengembangan Badan Otorita Batam (BP Batam).

 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, status Kota Administratif Batam diubah menjadi daerah otonom. Pemerintah Kota Batam mengelola proyek-proyek pemerintahan dan pembangunan dan juga mencakup Badan Otorita Batam (BP Batam).

 

Asal Nama Kota Batam 

Legenda mengatakan bahwa Pulau Batam berasal dari Pulau Batang karena hampir semua pantai yang menghadap ke Laut Cina Selatan memiliki berbagai jenis pohon yang sering dikunjungi oleh para pelaut. . Menurut versi lain, nama Batam berasal dari kata “batang” yang berarti “jembatan” atau “jalan penghubung antara Pulau Bintang (Bintan), Bulang (bulan), Lingga dan pulau-pulau lainnya ke Temasik (Singapura) dan Johor. .

 

Ada versi lain yang menyebutkan bahwa nama Batam diambil dari nama asli kota tersebut, “Batuampar”, yang kemudian diubah menjadi “Batam”. 

 

Geografi dan Populasi 

Kota Batam mempunyai luas wilayah 1.575 km2 dan luas daratan 715 km2. Negara ini memiliki iklim hangat dengan suhu rata-rata berkisar antara 26 hingga 34 derajat Celcius.

 

Di sebelah utara Kota Batam berbatasan dengan Singapura dan di sebelah selatan dengan Kabupaten Lingga. Kemudian di sebelah barat berbatasan dengan Karimunjawa dan di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan dan Tanjungpinang.

 

Iklim di Kota Batam juga mengalami perubahan, artinya jika ada taman hanya tanaman yang tidak mengikuti musim saja yang bisa tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 jumlah penduduk Kota Batam mencapai 1.193.088 jiwa. Masyarakat Kota Batam sebagian besar menganut agama Islam sebesar 71 persen dan sisanya beragama Kristen Protestan, Katolik, Budha, Konghucu, dan Hindu. Suku Melayu merupakan suku pertama Kota Batam dan suku terbesar yang tinggal di kota ini. Ada juga suku Jawa, Batak, Minangkabau, Tionghoa, Bugis, Madura dan lain-lain.

No comments:

Powered by Blogger.