Stasiun KA Binjai Masih Pertahankan Gaya Bangunan Zaman Kolonial Tempo Dulu
Suasana di Stasiun Kereta Api Binjai siang itu sangat mencekam. Penumpang dapat menunggu di ruang tunggu, dekat pintu masuk. Tim mendatangi stasiun tersebut pada Selasa sore (28/11/2023). Tempat ini terletak di Jalan Ikan Paus, Kecamatan Binjai Timur, Binjai. Di depan aula stasiun diletakkan papan sederhana bertuliskan BINJAI. Stasiunnya sepertinya tidak melakukan perubahan apa pun, hanya saja mungkin grafiknya terus diperbarui. Suasana klasik gaya lama bisa Anda rasakan di depan stasiun. Jendela dan dekorasi kayu memiliki gaya Eropa yang kuat. Sejauh ini, yang modern yang terlihat hanyalah sistem pemindaian tiket menggunakan kode QR. Ada sekitar dua petugas keamanan yang membantu penumpang dalam pengecekan tiket. Di sekitar Stasiun Binjai banyak dijumpai penjual makanan dan toko kelontong. Beberapa calon traveller lebih memilih makan sambil menunggu keberangkatan. Tak jauh dari stasiun kereta api, terdapat lebih dari seratus sepeda motor yang terparkir. Diketahui, sepeda motor tersebut milik seorang commuter yang bekerja di Kota Medan. “Itu kereta (motor) untuk komuter yang bekerja di Medan. Jadi berangkat pagi-pagi baru pulang. “Saat dibuka jalan Medan-Binjai ramai sekali,” kata seorang pedagang makanan di dekat Stasiun Kereta Api Binjai.
Ternyata Stasiun Binjai punya brankas tersendiri bagi penumpang setianya. Hartati menduga, ada seorang penumpang yang sedang menunggu kereta tujuan Kota Medan.
Seorang warga Binjai mengaku harus naik kereta api untuk ikut cucunya di Besitang. “Dulu saya ke Besitang dari Stasiun Binjai untuk ketemu cucu ya. Kalau naik mobil, kendaraan pribadi tidak ada, setiap bulan saya naik kereta api ke tempat a,” kata Hartati. Hartati mengatakan, tidak banyak perubahan yang terjadi di Stasiun Binjai. Katanya hanya warnanya saja yang diperbarui. “Tidak banyak berubah, suasananya masih sama. Bangunannya seperti dulu, kalau ke sini teringat masa-masa perjalanan naik kereta api,” ujarnya. Di saat yang sama, banyak anak muda yang juga mengapresiasi gaya arsitektur bangunan Stasiun Binjai yang dinilai bagus.
“Saya suka rumahnya yang unik, bergaya Eropa kuno dan yang indah adalah mereka merawatnya dengan sangat baik. “Jadi kita juga bisa belajar sejarah,” kata Wira, salah satu penumpang yang menunggu kereta berangkat.
Suasana di Stasiun Kereta Api Binjai siang itu sangat mencekam. Penumpang dapat menunggu di ruang tunggu, dekat pintu masuk. Tim mendatangi stasiun tersebut pada Selasa sore (28/11/2023). Tempat ini terletak di Jalan Ikan Paus, Kecamatan Binjai Timur, Binjai. Di depan aula stasiun diletakkan papan sederhana bertuliskan BINJAI. Stasiunnya sepertinya tidak melakukan perubahan apa pun, hanya saja mungkin grafiknya terus diperbarui. Suasana klasik gaya lama bisa Anda rasakan di depan stasiun. Jendela dan dekorasi kayu memiliki gaya Eropa yang kuat. Sejauh ini, yang modern yang terlihat hanyalah sistem pemindaian tiket menggunakan kode QR. Ada sekitar dua petugas keamanan yang membantu penumpang dalam pengecekan tiket. Di sekitar Stasiun Binjai banyak dijumpai penjual makanan dan toko kelontong. Beberapa calon traveller lebih memilih makan sambil menunggu keberangkatan. Tak jauh dari stasiun kereta api, terdapat lebih dari seratus sepeda motor yang terparkir. Diketahui, sepeda motor tersebut milik seorang commuter yang bekerja di Kota Medan. “Itu kereta (motor) untuk komuter yang bekerja di Medan. Jadi berangkat pagi-pagi baru pulang. “Saat dibuka jalan Medan-Binjai ramai sekali,” kata seorang pedagang makanan di dekat Stasiun Kereta Api Binjai.
Ternyata Stasiun Binjai punya brankas tersendiri bagi penumpang setianya. Hartati menduga, ada seorang penumpang yang sedang menunggu kereta tujuan Kota Medan.
Seorang warga Binjai mengaku harus naik kereta api untuk ikut cucunya di Besitang. “Dulu saya ke Besitang dari Stasiun Binjai untuk ketemu cucu ya. Kalau naik mobil, kendaraan pribadi tidak ada, setiap bulan saya naik kereta api ke tempat a,” kata Hartati. Hartati mengatakan, tidak banyak perubahan yang terjadi di Stasiun Binjai. Katanya hanya warnanya saja yang diperbarui. “Tidak banyak berubah, suasananya masih sama. Bangunannya seperti dulu, kalau ke sini teringat masa-masa perjalanan naik kereta api,” ujarnya. Di saat yang sama, banyak anak muda yang juga mengapresiasi gaya arsitektur bangunan Stasiun Binjai yang dinilai bagus.
“Saya suka rumahnya yang unik, bergaya Eropa kuno dan yang indah adalah mereka merawatnya dengan sangat baik. “Jadi kita juga bisa belajar sejarah,” kata Wira, salah satu penumpang yang menunggu kereta berangkat.
No comments: