Terjebak 75 Pendaki saat Gunung Marapi di Sumbar Erupsi
Gunung Marapi kembali mengalami letusan. Saat gunung tersebut meledak, 75 pendaki terjebak. Gunung-gunung di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat (Sumbar) pertama kali meletus pada Minggu (03/12) pukul 14.54 WIB. Beberapa suara keras terdengar setelah ledakan. Situasi tersebut menimbulkan kepanikan warga, terutama saat abu letusan jatuh di wilayah Agam, Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi.
“Ledakannya sangat kuat dan abunya sangat tinggi. Kini, sebagian warga mengungsi dan sebagian lagi memilih tinggal di rumah. Karena hujan vulkanik terus berlanjut, kata Putri, warga Kabupaten Agam, Minggu (12/3/2023). Sementara itu, posko pemantauan PVMBG Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengatakan Gunung Marapi meletus selama 4 menit 41 detik. Menurut dia, tinggi retakan ini mencapai 30 mm. Durasi ledakan lebih dari 4 menit. Terjadi pada pukul 14.54 WIB, ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima. Menurut dia, Gunung Marapi saat ini berada pada level 2. Pada level 2, masyarakat dan pengunjung Gunung Marapi dilarang berada dalam radius 3 kilometer dari kawasan tersebut. “Kami kini meminta masyarakat untuk tetap berada dalam radius 3 kilometer di sekitar kawasan Marapi,” tutupnya.
11 pendaki tewas
Direktur Basarnas Padang Abdul Malik mengatakan, tercatat ada 75 pendaki saat terjadi erupsi Marapi. Pengumpulan data dilakukan hingga pukul 07.10 pagi ini. Dari jumlah tersebut, 49 orang berhasil dideportasi. “49 orang sudah dievakuasi dengan selamat, ada yang kembali, ada pula yang di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan Bukittinggi,” ujarnya, Senin (12/4/2023).
Basarnas yang sedang mencari pendaki lainnya menemukan 3 orang selamat. Selama ini, 11 orang meninggal.
Tim berhasil menemukan tiga orang selamat dan sebelas orang tewas. Dia melanjutkan dengan mengatakan, "Sekarang mulai dari atas ke bawah."
Sedangkan 12 pendaki lainnya masih hilang. Kami masih mencari tempat-tempat yang belum dilihat oleh pendaki.
Jadi total diagnosa hari ini jam 7 pagi sebanyak 14 orang dan yang perlu didiagnosis ada 12 orang, ujarnya.
Gunung Marapi kembali mengalami letusan. Saat gunung tersebut meledak, 75 pendaki terjebak. Gunung-gunung di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat (Sumbar) pertama kali meletus pada Minggu (03/12) pukul 14.54 WIB. Beberapa suara keras terdengar setelah ledakan. Situasi tersebut menimbulkan kepanikan warga, terutama saat abu letusan jatuh di wilayah Agam, Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi.
“Ledakannya sangat kuat dan abunya sangat tinggi. Kini, sebagian warga mengungsi dan sebagian lagi memilih tinggal di rumah. Karena hujan vulkanik terus berlanjut, kata Putri, warga Kabupaten Agam, Minggu (12/3/2023). Sementara itu, posko pemantauan PVMBG Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengatakan Gunung Marapi meletus selama 4 menit 41 detik. Menurut dia, tinggi retakan ini mencapai 30 mm. Durasi ledakan lebih dari 4 menit. Terjadi pada pukul 14.54 WIB, ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima. Menurut dia, Gunung Marapi saat ini berada pada level 2. Pada level 2, masyarakat dan pengunjung Gunung Marapi dilarang berada dalam radius 3 kilometer dari kawasan tersebut. “Kami kini meminta masyarakat untuk tetap berada dalam radius 3 kilometer di sekitar kawasan Marapi,” tutupnya.
11 pendaki tewas
Direktur Basarnas Padang Abdul Malik mengatakan, tercatat ada 75 pendaki saat terjadi erupsi Marapi. Pengumpulan data dilakukan hingga pukul 07.10 pagi ini. Dari jumlah tersebut, 49 orang berhasil dideportasi. “49 orang sudah dievakuasi dengan selamat, ada yang kembali, ada pula yang di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan Bukittinggi,” ujarnya, Senin (12/4/2023).
Basarnas yang sedang mencari pendaki lainnya menemukan 3 orang selamat. Selama ini, 11 orang meninggal.
Tim berhasil menemukan tiga orang selamat dan sebelas orang tewas. Dia melanjutkan dengan mengatakan, "Sekarang mulai dari atas ke bawah."
Sedangkan 12 pendaki lainnya masih hilang. Kami masih mencari tempat-tempat yang belum dilihat oleh pendaki.
Jadi total diagnosa hari ini jam 7 pagi sebanyak 14 orang dan yang perlu didiagnosis ada 12 orang, ujarnya.
No comments: