Tim UNHCR Diusir Warga Aceh Tamiang saat Cek Lokasi Penampungan Rohingya
Warga Aceh Tamiang menolak menjadikan wilayahnya sebagai tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya. Tim UNHCR yang melakukan observasi diusir dari masyarakat dan terpaksa meninggalkan lokasi kejadian. Dilihat dalam video yang beredar, Selasa (12/12/2023), warga terlihat melakukan aksi saat tim UNHCR, IOM dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang hendak meninjau rencana lokasi penampungan sementara di PTPN minyak. lahan perkebunan kelapa sawit. . Rombongan kemudian berjalan meninggalkan lokasi kejadian, disusul warga menuju mobil. Salah satu warga terlihat membawa pengeras suara dan berbicara menentangnya. Dalam video tersebut juga terdengar suara ancaman akan membakar mobil rombongan. “Atau haruskah kita membakar mobilnya saja?” tanya seorang pria dalam video.
Rombongan pria dan wanita itu tampak langsung masuk ke dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan. Mereka dikabarkan langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Pj Bupati Meurah Budiman mengatakan, Aceh Tamiang awalnya menjadi lokasi alternatif tempat tinggal sementara pengungsi Rohingya. Diharapkan para pengungsi tersebut akan menetap di tanah milik PTPN.
Namun saat IOM dan UNHCR mengecek lokasi tersebut bersama pejabat pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, masyarakat di sana menolak dan memberikan orasi penolakan agar IOM dan UNHCR meninggalkan lokasi tersebut, kata Meurah saat dimintai konfirmasi. Meurah mengatakan, lahan yang tersedia untuk lokasi shelter di Aceh Tamiang hanya milik PTPN. Pasca penolakan di lokasi tersebut, saat ini tidak ada pilihan lain di Aceh Tamiang. “Tidak ada tempat lain di Aceh Tamiang,” jelasnya.
Berusaha mengonfirmasi penolakan tersebut kepada UNHCR namun belum mendapat tanggapan. Diketahui, Pemerintah Aceh berencana merelokasi seluruh pengungsi Rohingya ke tempat penampungan sementara di Aceh Tamiang dan Gayo Lues. Kemungkinan perpindahan ke kedua wilayah tersebut kabarnya akan terus dibicarakan. Masih ada opsi yang sedang diselesaikan pemerintah, karena prosesnya perlu memastikan semuanya sudah siap, kata Faisal Rahman, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), saat dimintai konfirmasi, Selasa (12/12). . /2023).
Pengungsi Rohingya saat ini ditampung sementara di tiga lokasi di Pidie, satu di Sabang, dan di bekas gedung kantor imigrasi di Lhokseumawe. Sementara gelombang terakhir warga Rohingya yang berjumlah 135 orang masih ditampung di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Banda Aceh.
Warga Aceh Tamiang menolak menjadikan wilayahnya sebagai tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya. Tim UNHCR yang melakukan observasi diusir dari masyarakat dan terpaksa meninggalkan lokasi kejadian. Dilihat dalam video yang beredar, Selasa (12/12/2023), warga terlihat melakukan aksi saat tim UNHCR, IOM dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang hendak meninjau rencana lokasi penampungan sementara di PTPN minyak. lahan perkebunan kelapa sawit. . Rombongan kemudian berjalan meninggalkan lokasi kejadian, disusul warga menuju mobil. Salah satu warga terlihat membawa pengeras suara dan berbicara menentangnya. Dalam video tersebut juga terdengar suara ancaman akan membakar mobil rombongan. “Atau haruskah kita membakar mobilnya saja?” tanya seorang pria dalam video.
Rombongan pria dan wanita itu tampak langsung masuk ke dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan. Mereka dikabarkan langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Pj Bupati Meurah Budiman mengatakan, Aceh Tamiang awalnya menjadi lokasi alternatif tempat tinggal sementara pengungsi Rohingya. Diharapkan para pengungsi tersebut akan menetap di tanah milik PTPN.
Namun saat IOM dan UNHCR mengecek lokasi tersebut bersama pejabat pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, masyarakat di sana menolak dan memberikan orasi penolakan agar IOM dan UNHCR meninggalkan lokasi tersebut, kata Meurah saat dimintai konfirmasi. Meurah mengatakan, lahan yang tersedia untuk lokasi shelter di Aceh Tamiang hanya milik PTPN. Pasca penolakan di lokasi tersebut, saat ini tidak ada pilihan lain di Aceh Tamiang. “Tidak ada tempat lain di Aceh Tamiang,” jelasnya.
Berusaha mengonfirmasi penolakan tersebut kepada UNHCR namun belum mendapat tanggapan. Diketahui, Pemerintah Aceh berencana merelokasi seluruh pengungsi Rohingya ke tempat penampungan sementara di Aceh Tamiang dan Gayo Lues. Kemungkinan perpindahan ke kedua wilayah tersebut kabarnya akan terus dibicarakan. Masih ada opsi yang sedang diselesaikan pemerintah, karena prosesnya perlu memastikan semuanya sudah siap, kata Faisal Rahman, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), saat dimintai konfirmasi, Selasa (12/12). . /2023).
Pengungsi Rohingya saat ini ditampung sementara di tiga lokasi di Pidie, satu di Sabang, dan di bekas gedung kantor imigrasi di Lhokseumawe. Sementara gelombang terakhir warga Rohingya yang berjumlah 135 orang masih ditampung di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Banda Aceh.
No comments: